Minggu, 08 Februari 2015



TUGAS SEJARAH INDONESIA
ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL TENTANG PERHIMPUNAN INDONESIA



Disusun Oleh                       : Kelompok 4
Anggota Kelompok              :
1.      Antoro Aldi                  (03)
2.     Ati’il chusna                (05)
3.     Desilia Nurvianti       (08)
4.    Risqi Ana Putri (26)
5.     Siti Nur Aeni               (29)
Kelas                             : XI TKJ 1

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK 1 SRAGI
TAHUN AJARAN 2014/2015



Kata pengantar
Puji Tuhan yang telah memberikan rahmat, karunia dan hidayahNya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
 Tugas makalah yang diberi judul SEJARAH BERDIRINYA PERHIMPUNAN INDONESIA  ini ialah suatu makalah yang disusun sebagai syarat untuk  proses pembelajaran Pelajaran Sejarah.
Penyusun makalah ini tak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu,baik selama penyusunan tugas ini maupun di luar itu.
Semoga Tuhan selalu mencurahkan rahmat dan karunia-Nya serta keridhoan-Nya kepada kita semua , amin.
Penyusun menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun , penyusun harapkan untuk kemajuan masa-masa mendatang.
Harapan penulis semoga penyusun makalah ini dapat diambil manfaatnya oleh pembaca.
Perhimpunan indonesia (PI) berdiri pada tahun 1908 oleh orang-orang indonesia yang berada di negeri Belanda, diantaranya R.P Sosrokartono, R. Hoesein Djajadinigrat. R.N Notosuroto, Notodiningrat, Sutan Kasayangan Saripada, Sumitro Kolopaking, dan Apituley. Pada mulanya perhimpunan indonesia bernama Indische Vereenigng. Kegitannya pada mulanya hanya terbatas pada penyelenggaraan pertemuan sosial dengan para anggota ditambah dengan sesekali mengadakan pertemuan dengan orang-orang belanda yang banyak memerhatikan masalah indonesia,antara lain Mr. Abenendanon, Mr. Van Deventer, dan Dr. Snouck Hurgronye. Organisasi ini bertujuan untuk memajukan kepentingan-kepentingan bersama dari orang-orang yang berasal dari indonesia, maksudnya orang-orang pribumi dan non-pribumi bukan Eropa, di negeri Belanda dan hubungan dengan orang
Pada tahun 1922, De Indische Vreeniging diterjemahkan menjadi perhimpoenan indonesia, dan dari awal 1973 mempunyai pengurus baru dengan ketuanya R.Iwa Koesoema soemantri, Sekretarisnya J.sitanala, bendaharanya Muhammad Hatta , komisarisnya Sastro Moeljono, dan archivarisnya Moenkoesoemo. Kemudian disamping nama dalam bahasa Belanda dipakai juga nama Perhimpoenan indonesia dan lama-lama hanya nama perhimpunan indonesia saja yang dipakai. Dengan demikian, semakin tegas bergerak memasuki bidang politik perubahan ini juga didorong oleh bangkitnya seluruh bangsa-bangsa terjajah Asia dan Afrika untuk menuntut kemerdekaan. Semenjak tahun 1923 PI aktif berjuang bahkan memolopori dari jauh perjuangan kemerdekaan untuk seluruh rakyat indonesia dengan berjiwa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang murni dan kompak. Berdasarkan perubahan ini, PI keluar dari Indonesich Verbond Van Studeerenden (suatu perkumpulan yang bertujuan menggabungkan organisasi-organisasi mahasiswa indonesia, Belanda,dan peranakan Cina yang berorientasi ke indonesia dalam suatu kerja sama pada tahun 1923 karna dianggap tidak perlu lagi. Dalam rangka memperingati hari ulang tahunnya yang ke-15, tahun 1924 mereka menerbitkan buku peringatan yang berjudul Gedenkboek. Buku ini bereisi n13 artikel yang ditulis oleh A.A Maramis, Ahmad Soebsrdjo, Sukiman Wiryosanjoyo, Mohammad Hatta, Muhammad Natsir, Sulaiman, R. Ng. Purbacaraka, Darmawan Mangunkusumo, dan Iwa Kusumasumantri.

Masalah-masalah yang diinventasikan saat itu antara lain :
1. Hanyalah Indonesia yang bersatu serta mengenyampingkan perbedaan-perbedaan yang mampu mematahakan kekuatan penguasa yang menjajah. Tujuan bersama, ialah pembebasan Indonesia berdasarkan pada kesadaran dan bertumpu pada kekuatan aksi masa nasionalistis,
2. Dalam setiap masalah tata negara kolonial yang mendominasai ialah perlawanan kepentingan antara penjajah
3. Keikutsertaan semua lapisan masyarakat dalam memeperjuangkan pembebasan yang mendominasi dalam perjuangan itu ialah berlawannya kepentingan yang menjajah dan yang dijajah.
Kecendrungan dalam perjuanagan ialah bagaimana menyembunyikan dan menutupi siasat kaum penjajah. Poitik Kolonnial itu merusak dan mendemoralisasi kehidupan psiki dan fisis, maka perlu di usahakan normalisasi relasi-relasi dalam kehidupan masyarakat kolonial itu.[3] Berdasarkan pernayatan itu muncul pernyatan dasar-dasar PI yang tertera dalam Hindia Poetra edisi Maret 1923 berbunyi sebagai berikut : 1. Masa depan bangsa indonesia hanya semata-mata yang dalam pembentukan struktur pemerintah sendiri dapat di pertanggungjawabkan oleh bangsa indonesia
2. Untuk mencapai itu setiap orang menurut kemampuan serta menurut kekuatan serta kecakapannya di usahakan tanpa bantuan pihak manapun
 3. untuk mencapai tujuan bersama itu semua unsur atau lapisan rakya perlu kerja sama serat-ertanay.
Perlu dicatat disini bahwa dalam Dekalrasi itu sangat ditentukan pokok-pokok antara lain: ide kesatuan atau ideologi kesatuan dan prinsip demokrasi sebagai tindak lanjut proklamasi dasar-dasar PI disusun rencana kerja sebagai berikut :
1. Melancarkan propaganda secara intensi dasar-dasar tersebut, terutama Indonesia
2. Menarik perhaian dunia internasional terhadap permasalahan Indonesia, dan
3. Meningktakan perhatian para anggota terhadap persoalan Internasional. Dalam pada itu para anggota PI yang menyatakan diri mereka selaku penggerak revulisioner-nasionalistis telah merinci garis-garis arahan dan demikian mendapat simpati dari kawan-kawan setanah air serta membangkitkan semangat revulisioner - nasionalistis di Indoneisa.

Sementara itu, kegiatannya meningkat menjadi nasional-demokratis, non-kooperasi, dan meninggalkan sikap kerjasama dengan kaum penjajah bahkan menjadi internasoanal dan anti kolonial. Di bidang Internasional ini PI bertemu dan berkerjasama dengan perkumpulan-perkumpulan dan tokoh-tokoh pemuda serta mahasiswa yang berasal dari negeri-negeri jajahan di Asia dan Afrika yang mempunyai cita-cita yang sama dengan Inonesia.PI memang berusaha supaya masalah Indonesia mendapatkan perhatian dalam dunia Internasional.Hubungan dengan beberapa organisasi Internasional diadakan seperti liga penentang imperialisme dan penindasan kolonial dan komintern.dalam kongres ke 6 liga demogratie Internasional untuk pendamaian pada bulan agustus 1926 di Paris (Prancis) Moh.Hatta dengan tegas menyatakan tuntutan untuk kemerdekaan indonesia. Kejadian ini menyebabkan pemerintah belanda bertambah curiga pada PI. Kecurigaan ini bertambah lagi saat Moh.Hatta atas nama PI menandatangani suatu perjanjian (rahasia) dengan (Semaun) (PKI) pada tanggal 5 desember 1926 yang isinya menyatakan bahwa PKI mengakui kepemimpinan PI dan akan dikembangkan menjadi partai rakyat kebangsaan indonesia selama PI secara konsekuen tetap menjalankan politik untuk kemerdekaan indonesia. Perjanjian ini dinilai oleh Komintern sebagai suatu kesalahan besar dan dibatalkan kembali oleh Semeun.[5] Dalam kongres 1 liga pada bulan februari tahun 1927 di Berlin yang dihadiri antara lain oleh wakil-wakil pergerakan di negeri jajahan ,PI yang bertindak atas nama PPPKI di indonesia juga mengirimkan wakil-wakilnya, Moh.Hatta, Nazir Pamoentjak, Gatot dan A.Subardjo.Kongres mengambil keputusan antara lain :
1. Menyatakan simpati yang sebesar-besarnya kepada pergerakan kemerdekaan Indonesia dan akan menyokong usaha tersebut dengan segala daya.
2. Menuntut dengan keras kepada pemerintah Belanda kebebasan bekerja untuk pergerakan rakyat Indonesia.
Dalam kongres ke dua di Brussel tahun 1927,PI juga ikut ,tetapi suatu liga didominasi oleh kaum kominis ,PI keluar dari liga. Kegiatan PI dikalangan internasional ini menimbulkan reaksi yang keras dari pemerintah Belanda atas tuduhan "dengan tulisan mengasut dimuka umum untuk memerontak terhadap pemerintah ", maka pada tanggal 10 juni1927,4 anggota PI yaitu Moh.Hatta , Nazir Pamoentjak, Abdulmadjid Djojoadiningrat ,dan Ali Sastroamidjojo ditangkap dan ditahan sampai tanggal 8 Maret 1928. Namun, dalam pemeriksaan di sidang pengadilan di Den Haag pada tanggal 22 maret 1928, karna tidak terbukti bersalah, mereka dibebaskan. Perhimpunan indonesia pun berangsur-angsur berhasil mempengaruhi pergerakan indonesia sendiri,seperti dengan seperti lahirnya partai nasional Indonesia (PNI) tahun 1927,jong Indonesie (pemuda indonesia) tahun 1927,dan perhimpunan Pelajar-pelajar indonesia (PPPI) tahun 1926. Aksi para anggota PI semakin radikal. Pengawasan terhadap gerakan mahasiswa Indonesia semakin diperkuat oleh aparat kepolisisan Belanda. Namun para anggota PI tetap melakukan kegiatan politiknya, bahkan mulai menjalani hubungan dengan berbagai negara di Eropa dan Asia. Konsepsi-konsepsi PI dan berita-berita tentang berbagai kejadian di Eropa dikirim ke Indonesia melalui majalah mereka, Indonesia Merdeka. Konsepsi-konsepsi PI kelak sangat berpengaru terhadap kaum peregrakan di Indonesia. Bahhkan di bawah kepemimpinan Muhammad Hatta, PI resmi diakui sebagai front terdepan pergerakan kebangsaan oleh PPKI yang diketahui Ir. Soekarno.

ASAS DAN STRATEGI
Ada 4 pokok pikiran dalam ideologi Perhimpunan Indonesia yang dikembangkann sejak permulaan tahun 1925. Keempat pokok pikiran itu selanjutnya menjadi asas perjuangan PI, yaitu:
1.        Kesatuan Nasional, yaitu perlunya mengesampingkan perbedaan-perbedaan berdasarkan daerah dan perlu dibentuk suatu kesatuan aksi melawan Belanda untuk menciptakan negara kebangsaan yang merdeka dan besatu.
2.      Solidaritas, yaitu perlu disadari adanya pertentangan kepentingan yang mendasar antara penjajah dan yang dijajah dan kaum nasionalis harus mempertajam konflik antara antara orang kulit puith dan sawo matang.
3.      Non-kooperasi, yaitu kemerdekaan harus direbut oleh bangsa Indonesia dengan kekuatan sendiri karena itu tidak perlu mengindahkan dewan perwakilan kolonial seperti Volksraad.
4.      Swadaya, yaitu dengan mengandalkan kekuatan sendiri perlu dikembangkan suatu struktur alternatif dalam kehidupan nasional, politik, sosial, ekonomi dan hukum yang kuat berakar dalam masyarakat pribumi dan sejajar dengan administrasi kolonial.3)
Pikiran-pikiran pokok tadi disebarkan melalui majalah Indonesia Merdeka yang beredar pula di Indonesia. Dalam salah satu artikel, dimuat pula tiga pokok strategi melawan penjajah Belanda, yaitu:
1.        Politik devide et impera kaum penjajah harus dilawan dengan persatuan yang kokoh
2.      Politik memperbodoh rakyat harus dilawan dengan usaha pendidikan
3.      Politik asosiasi mempersatukan hal-hal yang sebenarnya tidak bisa dipersatukan harus dilawan dengan sikap non-kooperasi yang tegas.4)
Ide-ide perjuangan Perhimpunan Indonesia disebarluaskan di Indonesia oleh mahasiswa-mahasiswa yang kembali ke Indonesia setelah menamatkan studinya di negeri Belanda. Karena pengaruh mereka itulah, maka berdiri PPPI di Batavia pada tahun 1926 yang kemudian memprakarsai Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda.
PERJUANGAN POLITIK
Proses pembentukan Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda diawali dari upaya untuk memajukan kepentingan-kepentingan bersama dari orang-orang Indonesia dan orang-orang Belanda yang bersimpati kepada Indonesia di negeri Belanda. Di samping itu, kehidupan orang-orang Indonesia dalam kelompok kecil di tengah-tengah masyarakat asing dengan sendirinya mendorong mereka untuk selalu berkumpul, bergaul tanpa garis pemisah etnik, berkomunikasi tentang banyak permaslahan tentang Indonesia ke depan, terutama yang berkaitan dengan pergerakan nasional. Atas dasar ini mereka membentuk organisasi sosial untuk mengikat orang-orang Indonesia yang kemudian dikenal dengan nama Perhimpunan Indonesia yang pada awal pembentukannya statusnya sebagai organisasi sosial.
Alasan mendasar peralihan status organisasi Perhimpuanan Indonesia dari organisasi sosial menjadi organisasi politik yaitu ketika berakhirnya Perang Dunia I, perasaan anti kolonialsime dan imperialisme di kalangan para pemimpin Perhimpunan Indonesia makin menonjol, terlebih sejak adanya seruan Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson sejak berakhirnya Perang Dunia I yakni kesadaran mereka tentang warga negara Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri dan merdeka dari penjajahan Belanda semakin kuat.
Perjuangan Perhimpunan Indonesia untuk membangkitkan semangat nasionalisme masyarakat Indonesia di dalam negeri, dapat dilihat dari dua faktor, yaitu pertama, sebagai unsur yang berasal dari kalangan aristokrasi para pemimpin Perhimpunan Indonesia. Kedua,  bertolak dari suatu paham bahwa sistem kolonial mengandung pertentangan kepentingan antara penjajah dan yang dijajah, maka Perhimpunan Indonesia dalam perjuangan nasional perlu dipertajam dan ditekankan.
Dengan dikeluarkannya majalah Hindia Poetra yang menjadi sarana untuk menyebarkan ide-ide antikolonial dan ide non-kooperasi. Dalam pengantar majalah Indonesia Merdeka dikemukakan kesamaan antara penjajahan Indonesia oleh Belanda dan pendudukan Belanda oleh bangsa Spanyol. Orang Indonesia sekarang juga tidak lagi bersedia menyebut negaranya Hindia Belanda seperti halnya orang Belanda yang tidak mau menyebut Nederland-Spanyol. Dalam salah satu edisi Indonesia Merdeka, muncul sebuah tulisan yang dikenal dengan "Manifesto 1925". Isinya menyangkut ketegasan sikap. Ikut serta dalam kongres Liga Demokrasi Perdamaian Internasional yang menentang penindasan dari penjajahan pada tahun 1926 di Paris, dalam kongres itu Mohammad Hatta dengan tegas menyatakan tuntutan akan kemerdekaan Indonesia.
Mengikuti Kongres I Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial di Berlin pada tahun 1927, Perhimpunan Indonesia mengirimkan Mohammad Hatta, Nasir Pamuncak, Batot, dan Achmad Subardjo.Rapat umum bulan Januari 1923, Iwa Koesoemasoemantri memberi penjelasan bahwa organisasi Indonesische Vereeniging mempunyai tiga asas pokok, yaitu:

a. Indonesia ingin menentukan nasib sendiri,
b. agar dapat menentukan nasib sendiri, bangsa Indonesia harus mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri, dan
c. dengan tujuan melawan Belanda bangsa Indonesia harus bersatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar